PENDAHULUAN
Kaelan (Brasssica oleracea L. var. alboglabra) termasuk ke dalam famili Brassicaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran daun yang dapat tumbuh di dataran tinggi sampai dataran rendah. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman kaelan banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan.
PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman kaelan cocok tumbuh dan beradaptasi pada hampir semua jenis tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur ringan/sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut. Kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertanaman kaelan adalah 6–6,5. Temperatur optimum untuk pertumbuhan kaelan adalah 15–20 0C.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Persemaian/ Pembibitan
Sebelum benih disebar, direndam dalam air hangat selama satu malam, atau dalam larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam, kemudian dikering-anginkan. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang digunakan adalah yang tenggelam, kemudian dipisahkan dan dikering-anginkan. Selanjutnya benih disebar secara merata pada bedengan persemaian yang diberi naungan. Sebelumnya di atas bedengan telah dihamparkan media semai setebal ± 7 cm dan telah disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1:1. Benih yang telah disebar ditutup kembali dengan media semai, kemudian ditutupi kain goni atau daun pisang selama 2– 3 hari. Setelah berumur 7–8 hari setelah semai, bibit kaelan dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang. Bibit siap tanam di kebun setelah berumur ± 12 hari setelah pembumbunan.
2. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 3–4 minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah meliputi pencangkulan (pembajakan) tanah, pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman, perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan atau guludan. Ukuran bedengan yang digunakan adalah 0,5 cm x 6 m. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, dibersihkan dari gulma dan kemudian diratakan.
3. Pengapuran
Pengapuran sangat dianjurkan pada lahan yang pH-nya rendah, menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan waktu pengolahan tanah yaitu 3–4 minggu sebelum tanam.
4. Pemupukan
Pupuk kandang kuda sebanyak 10 ton/ha, ditaburkan secara merata di atas bedengan dan diaduk dengan tanah. Pemupukan tersebut dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa pupuk Urea 130 kg/ha diberikan setelah penyiangan yaitu ± 2 minggu setelah tanam, dengan cara dibenamkan atau dicampur dengan air siraman.
5. Penanaman
Bibit yang telah berumur 12 hari setelah pembumbunan ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.
6. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati paling lambat 1 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan pada umur ± 2 minggu setelah tanam. Penyiraman tanaman perlu dilakukan apabila kaelan ditanam pada musim kemarau atau di lahan yang sulit mendapatkan air. Penyiraman dilakukan sejak awal penanaman sampai waktu panen.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi lahan dan drainase yang baik. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.
8. Panen dan Pascapanen
Panen dilakukan pada beberapa tahap pertumbuhan, dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam sampai tanaman mulai berbunga. Pemanenan dilakukan dengan cara pemotesan (thinning) atau pemotongan berulang (ratooning) tiap 3 mingggu.
Kaelan bisa disimpan segar beberapa hari pada kondisi lembab dan dingin. Pemercikan air berulang bisa dilakukan untuk mempertahankan kesegaran.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat Balai Penelitian dan Pengembangan Holtikultura
Badan Penelitian dan Penggembangan Pertanian 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar