BUDIDAYA PETSAI - TANAM SAYURAN

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 02 Maret 2014

BUDIDAYA PETSAI

PENDAHULUAN
Petsai (Brassica chinensis L.) termasuk dalam famili Brassicaceae merupakan tanaman semusim dan dua musim. Tanaman petsai batangnya pendek sekali, hingga hampir tidak kelihatan. Bentuk daun bulat panjang, berbulu halus sampai kasar, dan rapuh. Tulang daun utamanya lebar sekali dan berwarna putih serta banyak mengandung air. Petsai sering juga disebut petsai cina. Tanaman petsai dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Petsai atau petsai-sin (Brassica pekinensis L.). Jenis petsai ini mempunyai daun kasar, berkerut–kerut, dan berbulu. Bentuk krop panjang atau lonjong, tidak kompak dan mudah rusak.
b. Packhoi atau caisin (Brassica chinensis L.). Jenis petsai ini mempunyai daun halus dan tidak berbulu, dapat di tanam di dataran tinggi maupun rendah, kropnya tidak kompak/lepas, tetapi daunnya wulet.

PERSYARATAN TUMBUH
Petsai banyak ditanam di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl. Sayuran ini tumbuh dengan baik dan membentuk krop pada suhu 12-220C dan tanah yang subur dan mengandung banyak bahan organik dengan pH 6-7,5.

BUDIDAYA TANAMAN
1. Varietas
Varietas yang danjurkan antara lain adalah Granat, Hybrid Naga Oka dan Naga Oka King, Sangihe, Talaud dan varietas lokal lain. Kebutuhan benih per ha adalah 200-250 g.
2. Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50°C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Setelah itu, benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3–4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun
3. Pengolahan Lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman kubis-kubisan. Sisa–sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur dan tanah dicangkul sampai gembur. Kemudian dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 40-50 cm (antar barisan) x 30-40 cm (dalam barisan). Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha, dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah)
4. Pemupukan
Pupuk kandang yang digunakan dapat berupa pupuk kandang sapi 30 ton/ha, pupuk kandang domba 20 ton/ha, atau kompos jerami padi 18 ton/ha, sedangkan pupuk buatan berupa Urea sebanyak 100 kg/ha, ZA 250 kg/ha, TSP atau SP-36 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 g + ZA 9 g, TSP 9 g (SP-36), dan KCl 7 g. Pupuk kandang (1 kg), setengah dosis pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan sebelum tanam pada tiap lubang tanam.
Sisa pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g) per tanaman diberikan pada saat tanaman berumur empat minggu.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari sampai petsai tumbuh normal (lilir), kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam dan penyulam dihentikan setelah tanaman berumur 10–15 hari dari waktu tanam. Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain ulat daun petsai, ulat krop petsai, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun, penyakit embun tepung, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda : tanaman dicabut dan dimusnahkan.
- Penggunaan musuh alami (parasitoid Diadegma semiclausum)
- Tumpangsari petsai– tomat.
- Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.
7. Panen dan Pascapanen
Petsai dapat dipanen setelah kropnya besar dan kompak, kira–kira umur 60 hari setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang dan menyisakan 2-3 lembar daun untuk perlindungan saat pengepakan dan transportasi. Jika dipanen terlalu muda, daun masih lunak sehingga mudah rusak, sedangkan jika dipanen terlalu tua, krop sudah tidak kompak lagi sehingga mengurangi harga jual. Produksi per hektar bisa mencapai 15–20 ton.
Petsai hanya bisa disimpan beberapa hari saja jika kondisinya lembab. Pengepakan biasanya menggunakan keranjang bambu. Untuk menghindari kerusakan krop, penumpukan yang berlebihan harus dihindari.
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Sayuran
             Pusat Balai Penelitian dan Pengembangan Holtikultura
             Badan Penelitian dan Penggembangan Pertanian 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here